Di Provinsi Riau, terdapat sebuah sungai besar yang menyimpan fenomena alam luar biasa dan langka, yaitu Sungai Kampar. Sungai ini menjadi panggung utama bagi kejadian alam yang dikenal sebagai Gelombang Bono. Gelombang Bono merupakan sebuah tidal bore atau ombak pasang surut yang bergerak dari laut masuk ke hulu sungai, menciptakan deretan ombak yang besar dan memanjang. Fenomena ini telah menarik perhatian global, terutama bagi komunitas peselancar, menjadikannya sebuah Wisata Unik Gelombang Bono yang menantang dan eksotis. Keunikan ini lahir dari pertemuan arus pasang air laut dari Selat Malaka yang terdorong masuk ke muara Sungai Kampar yang dangkal dan menyempit.
Gelombang Bono ini memiliki beberapa julukan dari masyarakat lokal, seperti “Tujuh Hantu” karena gelombangnya yang bisa mencapai tujuh lapisan atau deret secara beruntun, serta “Ombak Besar yang Berjalan di Sungai”. Ketinggian ombak ini dapat bervariasi, namun pada saat puncaknya—biasanya terjadi saat bulan purnama besar (super moon)—ketinggiannya bisa mencapai 4 hingga 6 meter. Pada kondisi ini, Bono mampu menjalar hingga puluhan kilometer ke hulu sungai, melintasi desa-desa di Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan. Menurut catatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru (per 12 Mei 2025), waktu terbaik untuk menyaksikan gelombang terbesar adalah pada periode Oktober hingga Desember.
Fenomena ini telah mengubah Sungai Kampar menjadi arena selancar air tawar yang tiada duanya. Peselancar profesional dari berbagai negara, termasuk Australia dan Brazil, datang ke Riau secara khusus untuk menaklukkan Bono. Selancar di atas ombak Bono memberikan sensasi unik karena durasi selancarnya bisa sangat panjang, mencapai 10 hingga 20 menit pada satu gelombang, jauh lebih lama dibandingkan selancar di laut lepas. Menyadari potensi ini, Pemerintah Daerah Provinsi Riau telah menetapkan Bono sebagai salah satu ikon pariwisata unggulan dan rutin menyelenggarakan festival selancar internasional, terakhir diadakan pada November 2024.
Meskipun menjadi Wisata Unik Gelombang Bono yang menarik, keselamatan pengunjung selalu menjadi prioritas. Pengelola wisata lokal, bekerja sama dengan tim Polisi Air dan Udara (Polairud) setempat, menerapkan regulasi ketat. Semua wisatawan yang ingin berselancar wajib didampingi oleh pemandu lokal yang bersertifikat dan menggunakan peralatan keselamatan lengkap. Selain selancar, kawasan ini juga menawarkan ekowisata perahu tradisional untuk menyaksikan fenomena Bono dari jarak aman, sambil mengamati hutan bakau di sepanjang tepian sungai yang masih alami.
Di luar aspek petualangan, fenomena Wisata Unik Gelombang Bono ini juga erat kaitannya dengan kehidupan dan budaya masyarakat Melayu di pesisir Kampar. Sejak dulu, Bono dihormati dan diwaspadai karena dampaknya yang besar pada navigasi perahu tradisional dan pola tanam masyarakat. Hingga saat ini, para nelayan masih menggunakan penanda alam dan kalender kuno untuk memprediksi kedatangan gelombang besar. Dengan perpaduan antara keajaiban alam langka dan kekayaan budaya lokal, Sungai Kampar melalui Gelombang Bono, benar-benar menawarkan pengalaman wisata yang komprehensif dan tak terlupakan di Tanah Melayu.