Silat Pangean: Seni Bela Diri Tradisional Riau

Di tengah kekayaan budaya Melayu Riau, terdapat sebuah warisan tak benda yang patut dilestarikan, yaitu Silat Pangean. Seni bela diri tradisional ini berasal dari Kecamatan Pangean, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, dan telah diwariskan secara turun-temurun lintas generasi. Lebih dari sekadar gerakan fisik, Silat Pangean adalah perpaduan harmonis antara filosofi hidup, etika, dan spiritualitas, yang membentuk karakter para praktisinya. Gerakannya yang dinamis namun elegan mencerminkan kearifan lokal yang mendalam, menjadikannya salah satu identitas penting masyarakat Riau.

Sejarah Silat berakar kuat pada tradisi lisan dan praktik para sesepuh di daerah asalnya. Konon, teknik-teknik silat ini dikembangkan untuk mempertahankan diri dari ancaman serta sebagai bagian dari latihan fisik dan mental. Setiap jurus memiliki makna dan fungsi tersendiri, melatih kecepatan, ketepatan, dan kekuatan. Pelatihan silat ini biasanya dilakukan di bawah bimbingan guru atau maestro yang sangat dihormati. Untuk menjaga kemurnian ajaran, latihan seringkali bersifat tertutup dan hanya diajarkan kepada murid-murid terpilih yang telah menunjukkan komitmen dan integritas. Contohnya, di Padepokan Silat Tuah Sakti Pangean, latihan rutin diadakan setiap hari Rabu dan Jumat malam, mulai pukul 19.30 WIB.

Selain sebagai seni bela diri, Silat Pangean juga sering dipertunjukkan dalam berbagai acara adat dan kebudayaan. Gerakannya yang memukau seringkali diiringi dengan musik tradisional Melayu, menciptakan harmoni visual dan audio yang memukau penonton. Pertunjukan ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media untuk melestarikan dan memperkenalkan Silat Pangean kepada generasi muda dan masyarakat luas. Pada tanggal 10 November 2024, dalam rangka Hari Pahlawan, Dinas Kebudayaan Kabupaten Kuantan Singingi bersama dengan Komunitas Seni Bela Diri Riau berencana mengadakan festival silat yang akan menampilkan berbagai perguruan, termasuk dari Pangean, bertempat di Lapangan Merdeka Teluk Kuantan.

Pemerintah daerah dan berbagai komunitas seni bela diri di Riau terus berupaya melestarikan Silat Pangean agar tidak lekang oleh zaman. Berbagai lokakarya dan festival diadakan untuk menarik minat generasi muda dan memastikan keberlanjutan tradisi ini. Kolaborasi dengan pihak keamanan, seperti arahan dari Bapak Kompol Ardiansyah, selaku Kapolsek Pangean yang pernah memberikan arahan terkait pentingnya menjaga keamanan selama pertunjukan dan latihan, juga turut mendukung kelancaran kegiatan pelestarian budaya ini.

Dengan keindahan gerakannya, kedalaman filosofinya, dan perannya dalam membentuk karakter, Silat Pangean bukan hanya sekadar seni bela diri, melainkan sebuah warisan budaya yang tak ternilai, mencerminkan semangat dan identitas masyarakat Riau.