Riau, sebuah provinsi di Pulau Sumatera yang kaya akan sejarah Kesultanan Melayu dan memiliki potensi ekowisata bahari yang luas, adalah destinasi yang seringkali luput dari perhatian. Padahal, provinsi ini menawarkan perjalanan melintasi destinasi bersejarah yang memukau dan keindahan alam pesisir yang menawan. Artikel ini akan mengajak Anda dalam perjalanan melintasi destinasi warisan sejarah dan potensi ekowisata bahari Riau, mengungkap pesonanya yang tak terduga. Bersiaplah untuk perjalanan melintasi destinasi yang akan mengubah pandangan Anda tentang Riau.
Riau memiliki sejarah maritim dan kerajaan yang panjang, terutama Kesultanan Siak Sri Indrapura. Kesultanan ini memainkan peran penting dalam jalur perdagangan rempah di Selat Malaka. Jejak kejayaannya masih bisa disaksikan melalui berbagai peninggalan bersejarah yang terawat dengan baik.
Salah satu ikon sejarah Riau yang paling menonjol adalah Istana Siak Sri Indrapura. Terletak di Kota Siak Sri Indrapura, sekitar 2-3 jam perjalanan dari Pekanbaru, istana ini dibangun pada tahun 1889 oleh Sultan Syarif Hasyim Abdul Jalil Saifuddin. Arsitekturnya memadukan gaya Melayu, Arab, dan Eropa, menjadikannya sebuah mahakarya yang megah. Di dalam istana, pengunjung dapat melihat berbagai koleksi peninggalan kesultanan, mulai dari singgasana, pakaian kebesaran sultan, koleksi keramik, hingga alat musik langka seperti Kompang. Keberadaan istana ini bukan hanya sebagai museum, tetapi juga sebagai pengingat akan kebesaran peradaban Melayu di Riau. Sebuah laporan dari Balai Pelestarian Nilai Budaya Riau pada Februari 2025 menyebutkan bahwa Istana Siak menjadi salah satu situs sejarah yang paling banyak dikunjungi di provinsi tersebut.
Selain Istana Siak, Riau juga memiliki situs sejarah lainnya seperti Masjid Raya Pekanbaru yang merupakan masjid tertua di kota itu, serta berbagai makam raja dan tokoh penting Melayu yang tersebar di beberapa lokasi. Jejak peninggalan masa kolonial juga dapat ditemukan, khususnya di daerah pesisir yang dulunya merupakan pusat perdagangan.
Tidak hanya kaya akan sejarah, Riau juga menyimpan potensi ekowisata bahari yang belum banyak terekspos. Dengan garis pantai yang panjang dan banyak pulau kecil, Riau menawarkan keindahan bawah laut dan pantai yang menawan. Salah satu mutiara tersembunyi adalah Pulau Rupat di Kabupaten Bengkalis. Pulau ini memiliki pantai-pantai berpasir putih yang panjang dan perairan yang jernih, cocok untuk berenang, berjemur, atau sekadar bersantai. Pantai Rupat Utara adalah salah satu yang paling populer di pulau ini, dengan pemandangan matahari terbit dan terbenam yang spektakuler.
Selain itu, fenomena alam unik yang dapat ditemukan di Riau adalah Gelombang Bono di Sungai Kampar, Kabupaten Pelalawan. Bono adalah gelombang pasang yang sangat besar, menyerupai ombak di laut, yang terbentuk akibat pertemuan arus pasang air laut dengan aliran sungai. Gelombang ini bisa mencapai ketinggian hingga 4-6 meter dan membentang puluhan kilometer. Bono telah menarik perhatian peselancar dunia dan menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta olahraga air ekstrem. Kegiatan “Bono Surfing” biasanya dilakukan pada musim pasang tertinggi, yang puncaknya terjadi pada bulan Oktober hingga Desember setiap tahunnya, menarik peserta dari berbagai negara. Sebuah acara internasional “Bono Surf Festival” terakhir kali diadakan pada 15 November 2024.
Singkatnya, Riau adalah provinsi yang memikat dengan perjalanan melintasi destinasi yang kaya akan sejarah Kesultanan Melayu dan potensi ekowisata bahari yang menjanjikan. Dari kemegahan Istana Siak hingga keindahan pantai Pulau Rupat dan fenomena Gelombang Bono, Riau menawarkan pengalaman wisata yang komprehensif, memadukan pembelajaran sejarah dengan petualangan alam yang tak terlupakan.