Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) selalu menegaskan bahwa martabat bangsa sangat ditentukan oleh kecerdasan dan tingkat literasi masyarakatnya. Buku, sebagai sumber utama pengetahuan, memegang peranan fundamental dalam proses ini. Pustaka nasional, dalam konteks ini, bukanlah sekadar gedung, melainkan jantung peradaban yang memompa ilmu ke seluruh penjuru negeri.
Fungsi utama pustaka nasional adalah memastikan akses yang merata terhadap informasi. Ini berarti menyediakan koleksi yang luas dan beragam, mulai dari buku cetak hingga sumber digital. Kepala Perpusnas berkomitmen agar setiap warga negara, di mana pun mereka berada, dapat memperoleh pengetahuan yang mereka butuhkan.
Pustaka nasional juga berperan vital dalam melestarikan warisan intelektual bangsa. Naskah-naskah kuno, publikasi bersejarah, dan karya-karya penting lainnya tersimpan aman di sini. Ini menjamin bahwa kekayaan budaya dan sejarah bangsa dapat terus dipelajari dan dihargai oleh generasi mendatang, menjaga kontinuitas sejarah.
Dalam era disrupsi informasi, pustaka nasional berfungsi sebagai filter dan kurator pengetahuan. Mereka membantu masyarakat membedakan informasi yang valid dari hoaks. Peran ini sangat penting untuk membangun masyarakat yang kritis dan tidak mudah terprovokasi oleh berita palsu yang beredar luas.
Kepala Perpusnas sering menekankan bahwa peningkatan minat baca adalah prasyarat untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat yang gemar membaca cenderung memiliki wawasan yang lebih luas, kemampuan berpikir analitis, dan kreativitas yang lebih tinggi. Ini secara langsung berkontribusi pada kemajuan.
Pustaka nasional juga menjadi pusat pengembangan literasi digital. Selain menyediakan akses ke internet, mereka melatih masyarakat dalam menggunakan teknologi informasi secara efektif dan aman. Ini mempersiapkan warga negara untuk menghadapi tantangan dan peluang di era digital yang semakin maju.
Maka, ketika kita berbicara tentang martabat bangsa, kita tidak bisa mengabaikan peran sentral buku dan pustaka nasional. Keduanya adalah fondasi yang kokoh untuk membangun masyarakat yang cerdas, inovatif, dan berdaya saing global. Ini adalah pondasi yang harus diperkuat terus menerus.
Melalui berbagai program dan inisiatif, Perpusnas berupaya mendekatkan buku kepada masyarakat. Mobile library, pojok baca, dan kemitraan dengan komunitas adalah beberapa contoh upaya ini. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuhnya budaya literasi yang kuat di setiap daerah.