Pekanbaru, ibu kota Provinsi Riau, menyimpan berbagai pesona alam yang tak terduga, salah satunya adalah Kawah Biru. Destinasi wisata yang belakangan ini kian populer di media sosial ini menawarkan pemandangan kolam berair biru kehijauan yang memukau, menjadikannya sebuah fenomena alam unik di tengah hamparan lahan di daerah perbatasan Pekanbaru dan Kabupaten Kampar. Kolam berair jernih dengan pantulan warna biru menawan ini terbentuk secara alami dari bekas galian tambang yang terisi air hujan selama bertahun-tahun, menciptakan landscape yang menyerupai danau kecil dengan pasir putih di sekitarnya.
Lokasi tepat Kawah Biru berada di area Desa Tanah Merah, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, namun karena jaraknya yang sangat dekat dengan Kota Pekanbaru, seringkali disebut sebagai destinasi wisata Pekanbaru. Area Kawah Biru ini biasanya terintegrasi dengan kawasan wisata lain, seperti Borneo Waterpark. Kolam eksotis ini menawarkan ketenangan dan spot foto yang sangat Instagramable. Warna air yang mencolok adalah hasil dari endapan pasir putih bening di dasar kawah yang memantulkan cahaya matahari, menghasilkan gradasi warna biru yang memikat mata. Fenomena alam unik ini membuktikan bahwa alam memiliki cara tersendiri untuk menyulap lokasi yang awalnya tidak terawat menjadi sebuah keindahan yang patut dikunjungi.
Untuk mengunjungi Kawah Biru, wisatawan cukup membayar tiket masuk yang terjangkau, biasanya sekitar Rp5.000 per orang untuk area kawahnya, dengan tambahan biaya parkir kendaraan. Namun, jika ingin menikmati fasilitas yang lebih lengkap, seperti berenang di Borneo Waterpark yang lokasinya berdekatan, pengunjung dapat memilih tiket terusan yang harganya berkisar antara Rp30.000 hingga Rp40.000 per orang, tergantung hari kunjungan (harga tersebut bersifat estimasi dan bisa berubah). Objek wisata ini umumnya buka setiap hari mulai pukul 08.30 hingga 17.00 WIB. Pemandian alam ini telah menjadi salah satu magnet pariwisata sejak kemunculannya yang viral di media sosial sekitar tahun 2014 dan terus diminati hingga kini.
Keindahan Kawah Biru tak hanya terletak pada kolamnya, tetapi juga suasana yang ditawarkan. Meskipun merupakan bekas galian, kawasan ini dikelola dengan cukup baik, memberikan kenyamanan bagi pengunjung yang ingin bersantai atau sekadar berfoto. Informasi dari pengelola setempat, Bapak Rahmat, yang bertugas pada shift pagi hari Jumat, 1 November 2024, mencatat bahwa tingkat kunjungan rata-rata pada akhir pekan bisa mencapai ratusan orang, dengan puncak keramaian terjadi di hari Minggu. Pengunjung diimbau untuk selalu menjaga kebersihan dan tidak berenang di area kawah yang terlalu dalam demi keselamatan, mengingat kontur dasar kawah yang tidak merata. Pihak keamanan dan pengawasan dari petugas internal selalu bersiaga di lokasi.
Mengingat kondisi Kawah Biru yang terbentuk dari galian, pemerintah daerah setempat melalui Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar dan pihak terkait terus melakukan pemantauan dan kajian untuk memastikan aspek keamanan dan kelestarian lingkungan tetap terjaga. Pada tanggal 15 Oktober 2024, sempat ada kunjungan dari Tim Penertiban Lapangan yang melibatkan beberapa unsur, termasuk perwakilan dari Polsek Siak Hulu dan tokoh masyarakat setempat, untuk membahas zonasi area wisata dan upaya peningkatan fasilitas. Hasil pertemuan tersebut menekankan bahwa meskipun terbentuk dari bekas kegiatan penambangan, keindahan airnya telah menciptakan sebuah fenomena alam unik yang berpotensi besar untuk terus dikembangkan sebagai destinasi wisata unggulan di Riau. Wisatawan diharapkan dapat menikmati pesona Kawah Biru dengan bijak dan bertanggung jawab. Dengan pesonanya yang memikat, Kawah Biru bukan hanya menawarkan keindahan visual tetapi juga kisah tentang bagaimana intervensi manusia terhadap alam, pada akhirnya, dapat disulap kembali menjadi sebuah tempat yang mengagumkan.