Di balik reputasi Riau sebagai wilayah yang kaya akan sumber daya alam, tersembunyi sebuah warisan sejarah yang luar biasa: Candi Muara Takus. Kompleks percandian ini, yang terletak di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar, adalah saksi bisu dari kejayaan peradaban Buddhis kuno di wilayah tersebut. Meskipun banyak yang terkejut mengetahui keberadaan situs candi di Sumatera, terutama di luar Jawa, Candi Muara Takus adalah bukti nyata bahwa Riau pernah menjadi pusat penyebaran agama Buddha yang penting di Asia Tenggara.
Kompleks percandian ini dibangun dari batu bata dan pasir sungai, sebuah material yang berbeda dari candi-candi di Jawa yang umumnya menggunakan batu andesit. Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-4 hingga abad ke-11 Masehi, pada masa Kerajaan Sriwijaya, sebuah kerajaan maritim yang sangat berpengaruh di Asia Tenggara. Candi Muara Takus diyakini berfungsi sebagai tempat ibadah dan pusat pendidikan agama Buddha. Sebuah laporan dari tim arkeologi Universitas Gadjah Mada pada 17 Agustus 2025, mencatat bahwa penemuan stupa dan patung Buddha di situs ini mengindikasikan kuatnya pengaruh ajaran Buddha Mahayana.
Struktur utama di kompleks ini adalah Candi Sulung, Candi Bungsu, Mahligai Stupa, dan Palangka. Mahligai Stupa adalah struktur tertinggi, yang dipercaya sebagai representasi dari Candi Muara Takus itu sendiri. Keempat bangunan ini disusun dalam satu tata letak yang simetris, mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang arsitektur keagamaan. Meskipun beberapa bagian candi telah rusak termakan usia, usaha restorasi yang dilakukan oleh pemerintah dan arkeolog telah berhasil mengembalikan sebagian besar bentuk aslinya.
Selain nilai historisnya, kompleks candi ini juga menawarkan keindahan alam yang asri dan menenangkan. Terletak di dekat Sungai Kampar, suasana di sekitar candi sangat damai, jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota. Pohon-pohon rindang dan udara segar menciptakan lingkungan yang sempurna untuk refleksi dan meditasi. Sebuah catatan dari Kepolisian Pariwisata setempat pada 20 September 2025, mencatat beberapa laporan mengenai kunjungan turis yang meningkat, terutama dari kalangan pelajar dan peneliti yang tertarik pada sejarah dan arkeologi.
Pada akhirnya, Candi Muara Takus adalah permata tersembunyi di Riau. Ia tidak hanya merupakan monumen arsitektur, tetapi juga pengingat akan masa lalu yang gemilang, di mana peradaban dan spiritualitas berkembang pesat. Kunjungan ke situs ini adalah sebuah perjalanan melintasi waktu, sebuah kesempatan untuk mengagumi kejeniusan leluhur dan merenungkan kekayaan sejarah yang dimiliki bangsa ini. Melestarikan candi ini adalah tugas kita untuk menjaga agar jejak-jejak peradaban yang berharga ini tidak hilang ditelan zaman.